Kucoba sedikit pahami
Ketika tertatih enkau jinjing
Simpanan anggur tertua
Kau buka dengan isi cerita
Bagaimana masa itu
Punya suasananya sendiri
Runtun dengan mencoba merenda
Ingatan mendekat dalam imaginasi
Mengalirlah dengan tuanganmu
Yang perlahan namun pasti
Sebagaimana dahan yang telah jauh
Terpisah dari pokoknya
Dengan daun-daun berguguran
Masa itu tiada kau namai
Sebagai masa dekilmu
Namun masa merdekamu
Dengan penuhnya kenangan
Sebagaimana layaknya mereka
Teman sepermainan ....
Setiap tegukan juga menjadikan
Kian mendalamkan tanya
Walau kejauhan sumber asalnya
Aliran gemericik bening air
dari dinding cadas
Menjadi kakas hati kecil berpranala
Meraup kemujuran jadi untung di badan
Membawa diri mampu berpijak
Diatas rerumputan yang turut bergetar
Mendengar gembiranya kabar
Lebat bulu pengusir
Bukan datangnya bening air
Bukan pula mantra penyihir seperti
Dalam dongeng - dongeng
Itu sebuah keinginan tulus
Menegakkan badan sendiri
Juga untuk berhadapan dengannya
Dengan kekar legamnya batu gunung
.
No comments:
Post a Comment