Merenda percik warna pijaran
Terang menyilau mata sang penanti
Tiada paling pandangan dari tulang besi
Mengelukan arah agar terangkai bentuk
Sepadan dengan secarik gambaran
Rekah sebongkah batu gunung
Menjadi pilihan dari sesudut celah
Demi memandang setitik kepastian langkah
Menyandar kembali punggung terkuat sang pemilik dadA nan bidang
Jeli matanya menyapukan pandangan pada penantiannya bara mendingin usai ikatan baru terbentuk damba memastikan nyata kuatnya rekat setara dirinya sebagai sang pemilik tekat.
Tiada tampak wajah nan merautkan pongah bagai yang dibisikkan omong kosong para penjelajah, tiada jua lemparan amarah yang disemburkan ujarannya apalagi terdengar seolah berwarna serapah; sambutan akan kedatangan terbidik lengkap para pembidik yang membisukan semua keraguan kian terjawab seringan dan semudah selaras kelakar jiwanya yang luhur.
Mengalir dan biarlah sepenggal pengertian masa lalu yang kadang dicari itu ada... membasuh dengan dengan dayanya ; bila terlalu tebal dan berat tangan -tangan terkuat untuk terlurur...., bila para pewaskita nan cendekia sangat disibukkan dengan rencanya ...., tiada sampai melafalkan gugusan makna di dalamnya ; biarlah pula tuangan sepotong naskah tiada ragu berisi bulir terkecil intinya telah melengkapi dengan keberadannya... di sana
No comments:
Post a Comment